facebook

Friday, 28 October 2016

Kami anak ROHIS



Kami anak ROHIS
Dan kami adalah aktifis
Sangat jauh dari perbuatan teroris
Jadi stop semua kabar kasak kusuk!!
Yang jelas- jelas nggak bener dan cuma jadi fitnah busuk

Kami anak ROHIS
Kami bukan teroris
Pegangan kami hanyalah al-qur’an dan Hadist
Yang mendidik kami buat hidup bener
Bukan malah jadi orang yang keblinger

Kami memang anak ROHIS
Loyalitas kami kepada ALLOH dan Rosul-NYA nggak minimalis
Kami juga berlepas dari paham-paham yang tidak ISLAMis
Trus dari mana cerita kami disebut teroris???
Kami adalah pemuda pemudi cerdas
Dari sana kami belajar buat jadi generasi emas
Yang nggak cuma sekedar pasrah waktu dibilang ISLAM agama yang keras
Atau hanya diem aja saat diperlakukan dengan nggak pantas
Justru dari ROHIS kami belajar buat punya masa depan yang jelas
Juga menjadi manusia yang berkelas atas

ROHIS bukan penebar teror
ROHIS juga bukan tempat generasi kotor
ROHIS ngajarin kami kebaikan
Bukan malah hura- hura dan ikut langkah setan
ROHIS juga adalah solusi
Saat kami udah bingung tentang pencarian jati diri

Kami memang anak ROHIS
Kenapa jadi kalian yang repot?
Repot dengan segala pemikiran yang kolot.
Gimana nggak coba'?
Katanya ROHIS adalah sarang teroris muda
Padahal disana kami berkarya
Kami belajar menggapai cita- cita yang tinggi
Disana kami juga diajarkan untuk berbagi
Sehingga orang tua menjadi bangga
Karena masa muda kami terlewati dengan sangat berharga

Kami anak ROHIS
Kami bukan generasi baru teroris!!
Disana kami belajar perbaikan diri
Yang nggak cuma sekedar teori
Dan belajar untuk jadi generasi robbani
Generasi yang paling gress dimasa kini

Jangan cuma sekedar bicara sinis
Kalau ROHIS adalah sarang Teroris
Nih lihat! kamilah produk- produk dari ROHIS!!
Kami jadi pemuda yang loyalis
bukan secularis, pluralis, liberalis, apalagi satanis
Bukan juga manusia yang punya iman super tipis.

Kami anak ROHIS
Dan kami adalah aktifis
Sangat jauh dari perbuatan teroris
Jadi stop semua kabar kasak kusuk!!
Yang jelas- jelas nggak bener dan cuma jadi fitnah busuk
Luruskan nama baik ROHIS
Yang udah tercoreng dengan komentar sinis
Setuju nggak bro N sist??????


                          

Friday, 18 March 2016

ROHIS Juga Manusa




Satu dari banyak hal yang saya senangi dari komunitas ROHIS adalah atmosfer nya yang religius.
Bergaul dengan anak ROHIS orientasinya selalu akhirat. Kalau ketemu kita selalu jabat tangan, sambil say "Assalaamu'alaykum!". 

Maka akan dijawab dengan lebih lengkap "Wa'alaykumussalaam wa rahmatuLLOHi wa barakatuh.."  Kalau akhwat suka lebih heboh kalau ketemuan. Biasanya tambah pelukan plus cipika-cipiki. Mesranya…
Dibalesnya juga pake senyuman manis. Jadi meresap ke hati. Aaaahh…

Tidak hanya itu, saat ada waktu kosong ketika belajar anak ROHIS suka mengisinya dengan tilawah AL-QUR’AN atau shalat shuha di mesjid.
Masih banyak hal lainnya yang membuat saya semakin jatuh hati dengan aktivitas ROHIS.

Yang Pertama : Dimanfaatkan
Kondisi ROHIS yang "agama banget" seperti itu seringkali suka dimanfaatkan oleh teman sekelas.
Biasanya, Anak ROHIS selalu ditunjuk untuk memimpin doa ketika pelajaran sudah berakhir. Kalau buka puasa bareng anak ROHIS juga yang diminta mimpin doa buka puasanya. Kalau lanjut shalat tarawih, anak ROHIS juga yang diminta memimpin sholat. Semua yang berbau religiusitas, selalu diserahkan kepada anak ROHIS.
Hal ini sih saya nilai masih baik-baik saja. It's ok..  Meski begitu tak jarang kondisi ini disalahartikan oleh orang lain.

Yang Ke Dua : Over Expectation
Di sisi lain, kondisi ROHIS yang seindah itu seringkali membuat iri hati orang lain. Soalnya di ekskul mereka gak sebegitu amat nuansa religiustiasnya. Salam sih salam. Tapi hambar. Gak sampe peluk atau cipika-cipiki. Biasa aja. Shalat sih shalat. Tapi sendiri-sendiri. Gak berjamaah kayak di ROHIS.
Selain iri hati, kondisi ROHIS yang ihdinash shiraatal mustaqiim (istilah orang yang nyebut anak ROHIS itu sudah di jalan yang benar) itu juga membuat sebagian yang lain memberi harapan lebih kepada anak ROHIS (over expectation). Terlalu lebay malah kalau menurut saya mah.
Mereka berfikir bahwa anak ROHIS adalah anak yang sholeh, akhlaknya baik, baca AL-QUR’ANnya lancar, selalu shalat tepat waktu ke mesjid, dan santun. Mereka juga berfikir kalau anak ROHIS rajin belajar gak pernah nyontek, gak pacaran, apalagi maksiat. Semua yang baik-baik sudah seharusnya dimilki anak ROHIS.
Awalnya saya setuju-setuju aja dengan pandangan di atas. Anak ROHIS memang seharusnya begitu. Kalau gak sholeh, bukan anak ROHIS namanya. Mungkin kamu yang lagi baca tulisan ini juga berfikir seperti itu. ROHIS. Mereka seharusnya jauh dari perbuatan dosa.
Tapi saya sadar. Saya salah. Saya salah kaprah. Kamu menyadarinya?

YangKe Tiga : ROHIS juga manusia
ROHIS bukanlah organisasi yang diisi oleh orang-orang sholeh. ROHIS adalah organisasi yang diisi oleh orang-orang yang ingin sholeh. Redaksinya mirip tapi kondisinya beda jauh.
Kalau ROHIS diisi oleh orang-orang sholeh, maka kamu tidak akan temui satu orangpun punya cacat akhlak di dalamnya. Tapi faktanya tidaklah demikian. Di ROHIS, semua anggotanya justru adalah orang yang punya kelemahan. Tujuan mereka ada di ROHIS adalah agar bisa memperbaiki kelemahan itu.
Kamu akan temui anggota yang dulunya suka ngerokok dan ingin memperbaiki diri di ROHIS. Kamu akan temui anggota yang dulunya pacaran dan ingin bertobat di ROHIS. Tidak sedikit anggota ROHIS yang sulit menjaga lidah, namun mereka selalu ingin memperbaiki diri meski membutuhkan waktu yang tidak sedikit.
Di ROHIS berkumpul manusia-manusia biasa sama seperti saya, kamu dan siapapun di atas muka bumi ini. Bedanya cuman satu. Manusia-manusia yang menjadi anggota ROHIS berkomitmen untuk menjadi lebih baik setiap harinya. Meski masih banyak kelakuan-kelakuan buruk yang dilakukan. Akan tiba saatnya, semua keburukan itu akan hilang, dan digantikan dengan kebaikan demi kebaikan.
ROHIS juga manusia. Kalau kamu ingin masuk ROHIS, gak perlu nunggu sholeh dulu. Gabubg aja, kita jadi sholeh bareng-bareng.. ;)



Sunday, 31 January 2016

ROHIS, Sebuah Proses Pembentukan

ROHIS… sebenarnya apa tujuan dari ROHIS itu?

Baik murobbi maupun mutarobbi seharusnya paham akan tujuan ROHIS sehingga ROHIS tidak hanya sekedar rutinitas tapi ada target atau tujuan yang dicapai.

ROHIS ....sebagai langkah-langkah praktis untuk sampai pada tujuan strategis, yaitu terbentuknya pribadi muslim atau shalih mushlih.

1.Tansyi’ah (Pembentukan)
Dalam proses tansyi’ah harus memperhatikan tiga sisi penting, yaitu:
a. Pembentukan ruhiyah ma’nawiyah
Pembentukan ruhiyah ma’nawiyah dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan ibadah seperti qiyamul lail, shaum sunnaah, tilawah Qur’an, dzikir, dan lain-lain. Para murabbi harus mampu menjadikan sarana-sarana tarbiyah ruhiyah semisal mabit, lailatul katibah, jalasah ruhiyah, dalam membentuk pribadi mutarobbi pada sisi ruhiyah ma’nawiyahnya dirasakan serta disadari oleh mutarobbi bahwa ia sedang menjalani proses pembentukan ma’nawiyah ruhiyah. Jangan sampai mabit hanya untuk mabit.
b. Pembentukan fikriyah tsaqafiyah
Sarana dan media tarbiyah tsaqofah harus dijadikan sebagai sarana dan media yang dapat membentuk peserta tarbiyah pada sisi fikriyah tsaqafiyah, jangan sampai tatsqif untuk tatsqif dan ta’lim untuk ta’lim, tetapi harus jelas tujuannya bahwa tatsqif untuk pembentukan tasaqofah yang benar dan utuh, ta’lim untuk tsaqofah fid dien dan ini harus disadari dan dirasakan oleh murabbi dan mutarobbi.
c. Amaliyah harakiyah
Proses tarbiyah selain bertujuan membentuk pribadi dari sisi ruhiyah ma’nawiyah dan fikriyah tsaqafiyah juga bertujuan membentuk amaliyah harakiyah yang harus dilakukan secaa bebarengan dan berkisanambungan seperti kewajiban rekruitmen dengan da’wah fardiyah, da’wah amah dan bentuk-bentuk nayrud tarbiyah lainnya, serta pengelolaan halaqoh tarbiyah yang baru sehingga sisi ruhiyah ma’nawiyah dan fikriyah tsaqofiyah teraktualisasi dan terformulasikan dalam bentuk amal nyata dan kegiatan riil serta dirasakan oleh lingkungan dari masyarakat luas.
2.Ar-Riayah (Pemeliharaan)
Kepribadian Islami yang sudah atau muai terbentuk harus dijaga dan dipelihara ma’nawiyah, fikriyah tsaqofiyah dan amaliyahnya dan ditaqwin (dievaluasi) sehingga jangan sampai ada yang berkurang, menurun atau melemah. Dengan demikian kualitas dan kuantitas ibadah ritual, wawasan konseptual, fikrah dan harakah tetap terjaga dan terpelihara dengan baik. Tidak ada penurunan dalan tilawah yaumiyah, qiyamul lail, shaum sunnah, baca buku, tatsqif, liqoat tarbiyah dan aktifitas da’wah serta pembinaan kader.
3. At-Tanmiyah (Pengembangan)
Dalam proses tarbiyah, murabbi dan mutarobbi tidak boleh puas dengan apa yang ada dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, apalagi menganggap sudah sempurna. Murobbi dan mutarrobbi yang baik adalah murobbi dan mutaroobi yang selalu memperbaiki kekurangan dan kelemahan serta meningkatkan kualitas, berpandangan jauh ke depan, bahwa tarbiyah harus siap dan mampu menawarkan konsep perubahan dan dapat mengajukan solusi dan berbagai permasalahan umat dan berani tampil memimpin umat. Oleh karenanya kualitas diri dan jama’ah merupakan suatu tuntutan dan kebutuhan dalam proses tarbiyah.
4.At-Taujjh (Pengarahan) dan At-Tauzif (Pemberdayaan)
Tarbiyah tidak hanya bertujuan untuk melahirkan manusia yang baik dan berkualitas secara pribadi namun harus mampu memberdayakan dan kualitas diri untuk menjadi unsure perubahan yang aktif dan produktif (Al muslim as shalih al mushlih).
Murobbi dapat mengarahkan, memfungsikan dan memberdayakan mutarobbinya sesuai dengan bidang dan kapasitasnya. Mutarobbi siap untuk diarahkan, ditugaskan, ditempatkan dan difungsikan, sehingga dapat memberikan kontribusi riil untuk da’wah, jama’ah dan umat, tidak ragu berjuang dan berkorban demi tegaknya dienul Islam.
“Dan di antara orang-orang yang beriman itu ada orang-orang yang menjadi apa yang mereka telah janjikan kepada Allah, maka di anatra mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah janjinya (QS….)
Indikasi keberhasilan tarbiyah bisa dilihat pada peran dan kontribusi kader dalam penyebaran fikrah, pembentukan masyarakat Islam, memerangi kemungkaran, memberantas kerusakan dan mampu mengarahkan dan membimbing umat ke jalan Allah. Serta dalam keadaan siap menghadapi segala bentuk kebatilan yang menghadang lajunya da’wah Islam
“Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang Telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.” (QS. 9:111)
Semoga Allah selalu bersama kita dan kemenangan memilih kepada kita.
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad:7)

Jadi Murobbi??? Siapa Takuuuuut!!!

ROHIS bukan segala-galanya, tapi segalanya bisa bermula dari ROHIS


Ibaratnya sebuah teko, jika diisi terus tanpa pernah dituangkan isinya ke gelas maka dia akan penuh/meluber. Begitu pula dengan kita, jika kita hanya mendapatkan ilmu saja tanpa menularkan ilmu itu ke orang lain, maka potensi/ilmu yang kita miliki tidak berkembang. Makanya, jangan ragu untuk menjadi murrobi…
Kenapa ga mau jadi murrobi? Kenapa ragu? Kenapa takut? Apa kendalanya?1. Kemauan
Ada yang jawabannya “ga mau ah..!”, “jangan dulu dech..!”, “entar dulu ah..”!, “yang lain dulu dech..!” sampai “males ah..!!”
Itu tandanya dia belum punya kemauan untuk menjadi murrobi. Dia bisa mengemukakan seribu alasan untuk menolaknya jika dia memang belum punya kemauan atau niat untuk menjadi murrobi. Dan kemauan yang kuat bisa terlahir dari pemahaman yang baik. Pemahaman tentang urgensi tarbiyah, fiqih dakwah, dll. Karena itu untuk mengatasi alasan pertama ini, tingkatkan pemahaman kita, selanjutnya kuatkan azam/niat kita dan tumbukan motivasi kita. Bukankah janji Allah itu sungguh indah dan nyata, kenapa kita masih ragu? Apa saja motivasi jadi murrobi? Simak aja terus…
2. Kemampuan
Banyak yang beralasan ga mau membina karena belum punya kemampuan, ilmunya belum cukup, wawasannya belum luas, merasa belum mampu untuk menjadi murrobi. Memang sich harapannya murrobi itu ideal/serba bisa, tapi dia tetep manusia juga yang punya keterbatasan dan semuanya ada prosesnya dalam menjadi yang ideal. Ada juga yang berpendapat kalau menjadi murrobi itu bakat sehingga tidak semua orang bisa, apa benar demikian? Boleh jadi menjadi murrobi itu bakat, tapi bakat yang bisa dipelajari setiap orang. Asalkan mau belajar Insya Allah kita bisa koq. Jadi, solusi dari kendala yang satu ini ya dengan terus belajar. Jangan pernah merasa cukup ilmu sehingga malas atau tidak mau lagi menimba ilmu. Kita perluas wawasan dan ilmu kita tidak hanya dari majelis-majelis ilmu tetapi juga dari buku-buku dan media cetak maupun elektronik sehingga kita tidak lagi minder atau takut untuk menjadi murrobi. Jadi, berbekal kemauan saja tidak cukup. Setelah ada kemauan maka kita tingkatkan kemampuan.
3. Kesempatan
Ada pula yang mempunyai kendala membina dalam masalah waktu. Misalnya terlalu sibuk dengan aktifitas kuliah atau kerja hingga tidak punya waktu untuk membina. Ada pula yang sibuk banget dalam organisasi tapi ternyata belum pernah membina, alasannya ga punya waktu. Dalam hal ini, kesempatan itu kita ciptakan sendiri. Kita tidak akan sempat jika memang tidak kita sempatkan. Jika kita sudah mau dan mampu menjadi murrobi maka kita juga harus menyediakan waktu untuk itu.
Masih belum tergugah juga? Saudaraku… menjadi murabbi itu asyik lho….
1. Mendapat pahala berlipat ganda
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itukah orang-orang yang beruntung,” (Q.S. Al ‘Imran:104)
Dan masih banyak lagi ayat dan hadist yang menyatakan itu.Dan bagi orang yang menjadi perantara hidayah dari Allah, Allah menjanjikan balasan yang lebih besar dari dunia seisinya, atau di hadist yang lain disebutkan balasannya adalah onta merah. Dan pernah tahu onta merah? Onta merah itu kendaraan di surga. Tentu saja semua itu jika kita ikhlas.
2. Memperoleh tempat curhat, perhatian dan nikmat bersaudara
Loh koq tempat curhat, ga kebalik tha? Memang kebanyakan mutarobi yang curhatnya ke murrobi. Tapi murrobi bisa juga sebaliknya, tapi….. curhatnya murabbi itu tidak secara langsung, biasanya dibungkus materi atau taujih yang diberikan, tapi ya jangan sering2 gitu lho.
Dengan menjai murrobi kita tidak akan merasa kurang perhatian atau kasih saying karena minimal seminggu kita dipelototi dua tiga jam he….he… Dan memang murabbi yang harusnya lebih banyak memberikan perhatian kepada mutarobinya.
Kalo bicara masalah nikmatnya ukhuwah, banyak banget kan? Alhamdulillah, begitu bahagianya kalau melihat mutarobi kita pada semangat hingga meningkatkan semangat pula pada diri kita. Dan banyak lagi kebahagiaan yang lain. Atau ada yang menemui kesulitan? Mutarobinya ga ada yang datang, ga mau diatur, dsb Itu mah biasa, yang penting bagaimana kita menyikapinya. Misal jika kita nunggu mutarobi kita salama berjam-jam tapi ternyata ga ada yang datang. Kita akan tetap merasa ikhlas, sabar dan tidak kecewa jika selama penungguan itu kita tidak membuang waktu sia-sia, misalnya tilawah, baca buku atau berdzikir. Maka kita akan tetap bersyukur, alhamdulillah… dalampenantian tadi aku hari ini bisa menghabiskan 2 juz
3. Mendapatkan kebutuhan aktualisasi diri
Seperti intermeso di depan, kita butuh sarana untuk aktualisasi diri, untuk mengembangkan potensi yang kita miliki. Nach salah satu sarananya dengan ini nih.. Kita bisa belajar komunikasi, belajar persentasi, belajar marketing, de el el. Selain itu kita juga akan punya nilai dan manfaat bagi orang lain.
Tuh kan, asyik menjadi murabbi, makanya jangan minder atau mundur kl diminta jadi mentor atau murrobi. Seorang murobi otomatis seorang mutarbi juga, maksudnya menjadi murrobi juga harus terus ngaji, tarbiyahnya juga harus sehat, wawasannya harus terus ditambah. Ibaratnya sebuah teko, jika mau ngisi ke gelas maka tekonya harus diisi juga..
Tapi harus tanggungjawab lho… murabbi tidak hanya berperan sebagai guru/ustadz/ustadzah tapi juga sekaligus sebagai bapak/ibu, kakak, teman dan sahabat bagi mutarrobinya.
Yuk kita perbaiki diri sendiri dan menyeru orang lain… Tidak hanya sekedar orang yang muslih, tetapi juga muslihun yang mengajak orang lain menjadi sholih juga

Ya Allah Izinkan Aku Tetap Berada di LIQO ROHIS Ini


Aku tahu LIQO ROHIS bukanlah jaminan untuk memperoleh JannahMu,tapi bukankah dengan LIQO ROHIS aku mempunyai kesempatan lebih untuk memperolehjanahMu??? Tak terhitung berapa kali aku menghadiri lingkaran kecil itu, adaperasaan bahagia, rindu, sedih atau bahkan kesal. Bahagia karena akumendapatkan ilmu lebih dan ibadahku lebih terpantau. Rindu karena mereka bukansiapa-siapaku, tetapi mereka akan selalu menjadi orang pertama yangmeneguhkanku ketika aku terpuruk. Sedih karena adakalanya sesekali aku harusberpisah dengan mereka untuk memaknai kata ukhuwah. Dan kesal karena aku seringdiatur dan waktuku banyak tersita.
LIQO ROHIS…apakah sudah menempaku menjadi orang-orang sepertidalam madrasah Nabi?? Jika LIQO ROHIS adalah salah satu pintu kesempatan menujujanahNya, apakah aku sudah memanfaatkan kesempatan itu dengan baik? Ataujangan-jangan aku adalah salah satu orang yang merugi.
Ya Allah…Seringkali aku mengecewakan seorang insan yang relameluangkan waktunya untukku, seseorang yang kupanggil murobbi. “Pak afwan, anatidak bisa liqo karena disuruh pulang.” Pernah suatu kali aku tak berangkatliqo dan aku mencari alasan untuk izin pada murobbi, mengatakan tidak bisadatang taklimat karena tugas sekolah menumpuk, besok ada mid ataupunalasan-alasan yang lain. Padahal aku tahu ikhtiar berbanding lurus dengan doa.Dan aku hafal diluar kepala “Barang siapa yang menolong agama Allah maka iaakan ditolong oleh Allah.” Mengapa kadang aku mementingkan duniaku daripadaakhiratku? Apakah yang kudapatkan selama ini belum juga melembutkan hatiku?Lalu bagaimana dengan keberkahan Allah, Apakah pintu syurga itu masih terbukauntukku.
Demi Masa….Aku sering telat berangkat liqo bahkan bisa dihitungdengan jari berapa kali aku tidak telat. Aku sering menyepelekanketidakindibathankku, padahal aku tahu waktu itu adalah pedang yang kapan sajajika Allah berkehendak, pedang itu akan membunuhku. Belum lagikemaksiatan-kemaksiatan lain yang kuperbuat, zina mata, zina mulut, zinatelinga, zina tangan, zina kaki dan yang lebih parah zina hati. Aku bisasempurna menjalankan amanah dakwahku tapi bagaimanakah dengan ruhiyahku?Bagaimanakah dengan kondisi hatiku? Lalu jika mereka sinis memandangku,Bagaimanakah pandangan Allah kepadaku?
Ya Rabbi … sebenarnya aku takut tapi bukankah cinta itu fitrah.Toh apa yang kulakukan tidak melampaui batas. Aku tahu jika aku melakukansesuatu hatiku berdebar-debar tidak tenang, cemas dan takut adalah kemaksiatannamun mengapa hatiku tak bisa mengendalikan apa yang kuperbuat. Aku seolah-olahlarut, menikmati yang kuperbuat, bahkan membenarkan apa yang kuperbuat. Apayang terjadi denganku? Apakah memang hati ini benar-benar sudah mati? Lalumasihkah engkau mengabulkan permohonanku sementara aku seenaknya membuat Mucemburu.
Tentang ukhuwah…barangkali aku adalah salah satu orang yangbelum bisa memberikan hak-hak ukhuwah pada saudaraku. Aku sering pura-puratidak tahu jika saudaraku sedang kesulitan, bahkan hanya sekedar mengucapkan‘barakallah’ kadang aku tak sempat. Apalagi mendoakannya. Padahal aku tahuorang-orang yang berdiri di menara cahaya dalam salah satu ruang di syurga yangmembuat iri nabi dan sahabat adalah ia yang selalu mengatakan “aku mencintaimukarena Allah.” Barangkali mengapa aku tak bisa DF, membina dengan baik adalahbagian dari ketidakpandaianku mengeja kata ukhuwah dan kekotoran hatiku.
Ya Ghofur… ampuni kesalahanku. bimbing dan tuntunlah aku untuktetap berada di LIQO ROHIS ini. Jangan biarkan aku terjatuh karena aku masihmembutuhkan mereka untuk menyempurnakan ibadahku. Lembutkan hatiku, jadikan akuorang-orang yang lebih dikenal oleh penduduk langit.
Bismillah…mulai hari ini aku akan berubah menjadi lebih baikuntuk mendapatkan janahMu

Sejuta Cinta untuk Murobi


Kehidupanku berubah. Tujuan hidupku lebih bermakna. Semakin mantap aku menapaki panggung dunia dan tentu saja episode kehidupanku lebih bermakna. Ya … tangan-tangan tersembunyi itu ikut bermain dalam simponi kehidupanku. Mereka yang bukan siapa-siapaku berusaha menjadi orang-orang terbaik di sisiku hingga aku mengenal kata tarbiyah, dakwah dan ukhuwah. Dengantangannya, dengan kelembutannya, dengan ketegasannya Allah membukakan pintuhidayahNya kepadaku. Mereka yang kupanggil Murobi.
Mereka memang manusia biasa dengan segala kelebihan dankelemahannya, tetapi dari merekalah aku belajar tentang arti banyak hal.Merekalah yang memberiku inspirasi. Mereka yang selalu memotivasiku untukbelajar dan terus belajar untuk semakin mencintai Allah dan RasulNya.

Di saat kegamanganku memakai jilbab mendera. Di saathatiku dahaga gersang, bingung menentukan arah jalan, beliau datang dalamkehidupanku. Kelas 3 SMK, aku mengenal sosoknya. Awalnya acuh tak acuh akumelihatnya. Berjalan sambil lalu tak menoleh sedikitpun. Rencana Allahlah yangmembuatku bisa duduk melingkar bersama mereka. Pertama kali aku mendengarkanyang beliau sampaikan bibirku selalu mengembang. benakku berkata, “Inilah yangkucari selama ini”. Materi pertama yang kudapatkan 5 S. Beliau adalah sosokyang menginspirasiku. Mengapa? Karena beliau rela setiap minggu meluangkanwaktunya untuk kami, tentu saja dengan keberaniannya. Ya … aku belajar tentangkeberanian darinya. beliau tidak pernah absen untuk menyambangi aku dan temankudi sekolah. Beliaulah yang pertama kali memperkenalkanku pada dunia tarbiyah.Kehidupanku berubah, beliau selalu memotivasi kami berprestasi. Menjadi yangterbaik di sekolah itulah cita-cita kami agar guru-guru tidak melarang kamiuntuk liqo. Allah mengabulkan doa kami. Kata-kata yang beliau ucapkan mampumembius kami untuk berprestasi hingga kami selalu menduduki peringkat paralelterbaik.

Hari Rabu, rutin beliau mengisi halaqoh Awal-awal aku bersamanyasempat bingung, karena materi yang beliau sampaikan. Lambat laun aku mulaimenikmatinya. Menikmati setiap moment liqo bersamanya bahkan hafalan. Beliaulahyang mengenalkanku pada LIQO. Karena ghiroh yang sangat tinggi, aku banggamengenakan jilbab itu bahkan enggan untuk melepasnya. Beliau adalah sosok yangmenginspirasiku. Mengapa? Karena beliau mengajarkan pantang menyerah. Terkadangmuncul keengganan mengikuti acara-acara LIQO. Tetapi beliau selalu pantangmenyerah untuk mengajakku menghadiri acara tersebut.

Sikapnya keras dan tegas. Penuh kedisiplinan. Tugas yang beliauberikan saat liqo sangat banyak terkadang membuatku agak ‘keteteran’ untukmemilih mengerjakan tugas halaqoh atau sekolah. Lima menit terlambat halaqohartinya harus pulang dan tidak ikut liqo. Mengenakan jilbab kaos diminta pulangke kos dan berganti jilbab. Tegas dan disiplin. Satu hal yang kusayangkan, adasatu temanku yang awalnya semangat mengikuti halaqoh. Hafalannya banyak danbagus. Ia memutuskan untuk berhenti mengikuti jalan dakwah karena tidak kuatdengan sifat murobi kami. Beliau adalah sosok yang menginspirasiku. Mengapa???Ya …  sikap dan sifatnya yang menginsipirasiku. Meskipun cenderung kerasdan tegas tetapi sifatnya yang menempaku menjadi muslimah yang tahan banting.Beliau mengajarkan kepadaku tentang arti kedisiplinan. Beliau mengajarkan agarpandai memanejemen waktu karena saat itu kelemahanku adalah tak cakap membagiwaktu.

Itulah beliau yang memberikan sejuta cinta dalam hidupku. Semogabeliau adalah yang disabdakan Rasulullah, “Ada sekumpulan manusia, mereka bukannabi, rasul atau sahabat. Mereka hanya kumpulan manusia biasa tapi membuat iripara nabi. Mereka bisa berdiri di menara cahaya dalam salah satu ruang syurga.Mereka adalah kumpulan manusia yang lantang mengatakan “Aku mencintaimu karenaAllah”.

YaAllah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpunkerana mengasihi-Mu, bertemu untuk mematuhi (perintah)-Mu, bersatu memikulbeban dakwah-Mu, hati-hati ini telah mengikat janji setia untuk mendaulat danmenyokong syari’at-Mu.Maka eratkanlah Ya Allah akan ikatannya, kekalkankemesraan antara hati-hati ini, tunjuklah kepada hati-hati ini akan jalannya(yang sebenar), penuhkanlah (piala) hati-hati ini dengan cahaya Rabbani-Mu yangtidak kunjung malap, lapangkanlah hati-hati ini dengan limpahan keimanan dankeindahan tawakkal kepada-Mu, hidup suburkanlah hati-hati ini dengan ma’rifat(pengetahuan sebenar) tentang-Mu. (Jika Engkau takdirkan kami mati) makamatikanlah hati-hati ini sebagai para syuhada’ dalam perjuangan agama Mu.SesungguhnyaEngkau sebaik-baik sandaran dan sebaik-baik penolong. Ya Allah perkenankanlahpermintaan ini. Ya Allah restuilah dan sejahterakanlah junjungan Nabi MuhammadSAW, keluarga dan para sahabat baginda semuanya.

Terlihat Seksi tidak harus Memperlihatkan Lekuk Tubuh

Menurut penelitian, di otak laki-laki, ketika melihat lekuk tubuh perempuan yang ramping dan seksi ternyata terjadi semacam reaksi kimia yang efeknya serupa saat seseorang meminum minuman beralkohol atau obat-obatan.

Untuk mengetahui pengaruh tubuh perempuan dengan otak seorang laki-laki, Steven Platek, ilmuwan neuro yang meneliti evolusi kognitif di Georgia Gwinnett College, Lawrenceville, Georgia, dan beberapa peneliti lainnya mengundang 14 laki-laki dengan usia rata-rata 25 tahun untuk melihat 7 pasang foto pinggul perempuan.

Melalui alat pemindaian, diketahui ketika melihat foto pinggang perempuan, bagian otak yang teraktivasi adalah bagian yang juga merespon ketika seseorang meminum alkohol dan obat-obatan. Hal ini tidak terlalu mengejutkan betapa evolusi manusia kini sudah membuat bentuk tubuh menarik perempuan menjadi hal yang mencandu.

Ironisnya, busana minimalis yang mempertontonkan sebagian besar tubuh perempuan dan busana ketat yang memamerkan lekuk tubuhnya, oleh mayoritas perempuan dianggap trend busana modern. Busana yang menutupi tubuhnya secara utuh dan sempurna dianggap kolot, primitif dan kampungan. Bukankah busana mimimalis budaya barat? Bangsa kita aneh, budaya sendiri diabaikan dan melestarikan budaya orang lain. Tapi ketika budaya sendiri dakui orang lain, bangsa kita berontak. Seperti kasus budaya busana batik yang sempat diakui Negara Malasyia.

Sesungguhnya, perempuan berpakaian minimalis dan ketat tidak ada tujuan lain kecuali ingin menunjukkan tubuhnya yang mulus, putih dan seksi, tanpa memperhatikan situasi dan kondisi.
Betulkah untuk menunjukkan tubuh seksi harus berpakain seperti itu? Tidak. Salah seorang karyawan swasta, Tedy Ardiansyah, mengatakan, “Terlihat seksi tidak harus dengan memperlihatkan lekuk tubuh. Tapi menampilkan kesan sopan dan menarik itu jauh lebih baik”.

“Perempuan berpakaian ketat memang kesannya seksi tapi terkadang juga bikin risih. Apalagi jika tidak sesuai dengan kondisi atau situasinya. Seksi tidak identik dengan memamerkan lekuk tubuh,” tambah Tedy.
Padahal, busana atau pakaian merupakan simbol harga diri dan kehormatan seseorang. Jika tidak percaya, datanglah ke pasar lalu copotlah pakaiannya di tengah-tengah keramaian. Tentu, harga diri orang itu akan hilang seketika dan jika dia seorang yang terhormat maka kehormatan itu akan tercopot pula.

“Jika perempuan ingin dihargai dan dihormati sebaiknya hargai dulu diri sendiri. Jangan salahkan jika ada beberapa perempuan yang berpakaian minim dan ketat digoda atau diganggu pria-pria di jalan. Dalam berperilaku bukan hanya mengedepankan estetika (keindahan) tapi tetap beretika dan dalam koridor aturan,”

Jomblo Sebagai Bukti Keimanan Seorang Remaja

Menurut sebagian besar, khususnya di kalangan remaja, jomblo adalah status seseorang yang menunjukkan pribadi kuper, gak gaul, ketinggalan jaman, katrok, ndeso atau kampungan. Ada lagi yang sering kali jadi julukan, bahwa seorang yang jomblo adalah makhluk yang tidak laku.

Seseorang dikatakan tidak jomblo ketika dia memiliki pacar. Padahal status pacar dan jomblo itu sekedar status sosial dalam kehidupan gaul remaja. Jadi, mereka yang memiliki pacar merasa gaul dan merasa selamat dari status jomblo. Mereka yang berstatus jomblo dianggap suatu aib dalam pergaulannya.
Karena pacar sekedar status sosial kehidupan gaul remaja, maka berpacaran hanya dijadikan kebanggaan dalam pergaulan mereka, sama sekali tidak ada niat untuk melanjutkan ke jenjang bahtera rumah tangga. Alasan mereka yang sekedar berpacaran karena mereka masih di bawah umur. Jadi, ngapain make meried segala? Begitu alasan yang sering kali kita dengar.

Kebanggaan itu terasa ketika mereka berkumpul dengan teman-temannya, jalan-jalan berdua, dan saat galau ada yang menamani. Ketika berkumpul dengan teman-temanya, mereka sangat bangga karena di sampingnya ada seorang pacar, apa lagi teman-temannya bersama pacarnya. Ketika berjalan –ke mana aja- bisa boncengan, bisa gandengan, dan bisa makan berduaan di restoran atau warung. Ketika galau tidak lagi bingung harus mengadu pada siapa, bisa langsung minta ditemenin pacarnya.

Mungkin itu aktifitas pacaran yang standart. Ada aktifitas pacaran yang lebih dari itu. Dalam kehidupan gaul remaja, selain pacaran sebagai status pribadi, pacaran juga sebagai hiburan sehari-hari yang dipenuhi aktifitas pelampiasan hasrat syahwat. Sekarang marak kelakuan mesum, seks bebas, dan hamil di luar nikah, itu semua terjadi karena status konyol itu (pacaran). Bahkan ada yang menganggap, jika masih belum pegangan, ciuman, dan pelukan, itu dianggap sebagai aib dalam kehidupan gaul mereka. Lebih parah lagi, jika masih perawan atau perjaka pun dianggap ketinggalan jaman. Na’udzubillah…

Jika seorang remaja tidak memiliki pacar, siapa saja pasti yakin, dia tidak akan pernah berduaan, saling memandang penuh hasrat, pegangan, merapat, pelukan, ciuman, meraba-raba, apa lagi melakukan ‘hal itu’. Begitulah gambaran mulia seorang jomblo; dia tidak pernah berduan dengan lawan jenis, yang pada ujungnya akan sampai pada aktiftas… (gituan itu). Nau’udzubillah.
Jomblo itu bukan berarti dia kuper, ndeso, gak gaul, ketinggalan jaman, apalagi tidak laku atau tidak pernah jatuh cinta. Seseorang jomblo itu memiliki beberapa alasan, diantaranya:
Pertama, karena sibuk dengan aktifitasnya, baik profesi atau pun pendidikan.
Kedua, karena menutup hati sebab dia sudah mencintai seseorang meskipun tidak mungkin dimilikinya.
Ketiga,karena pacaran dianggap sesuatu yang tidak bermanfaat.
Keempat, karena mempertahankan reputasi yang seandainya dia berpancaran makan nama baik dia akan tercemar.
Kelima, karena bingung menentukan pilihan, sehingga dia memilih jomblo.
Keenam, karena tidak memiliki nyali untuk mengungkapkan perasaannya.
Ketujuh, karena trauma sebab tembakan pertama ditolak.
Kedelapan, karena dia menganggap bahwa dengan tidak pacaran dia akan mendapatkan jodoh yang tidak pernah pacaran juga (baik).
Kesembilan, karena semata-mata ingin menjaga kesucian dirinya (keimanannya).
Selain alasan-alasan di atas, jomblo juga memiliki nilai mulia bagi seorang remaja. Karena dengan status jomblo dia akan terhindar dari perbuatan yang tidak bermoral, sebagaimana yang marak saat ini. Artinya, pacaran itu lebih rawan mengantarkan seseorang kepada maksiat dan Jomblo (pasti) membuat seseorang lebih terjaga dari perbuatan yang dilarang agama. Tepatnya, sebenaryna jomblo merupakan salah satu upaya menjaga diri untuk tidak menuruti hawa nafsu. Uapaya tersebut adalah cirri-ciri orang yang beriman. Allah berfiman:
قُلْ لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّواْ مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُواْ فُرُوجَهُمْ ذالِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (30) وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُن… (31)
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”  Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. (QS. An-Nur: 30-31)

Ayat di atas menjelaskan tentang keimanan seseorang. Jika dia beriman, seharusnya dia menahan pandangannya agar tidak menjurus pada perbuatan hasrat syahwat. Salah satu upaya yang jitu untuk menahan pandangan adalah jomblo. Karena jomblo lebih aman dari perbuatan hasrat syahwat. Namanya juga jomblo, makhluk yang selalu sendirian. Orang yang sendirian memang mau melakukan ‘hal itu atau gituan’ dengan siapa? hehehe… Jadi, seorang yang jomblo termasuk seseorang yang beriman yang secara otomatis dia menahan pandangannya, dan tentu tidak ada kesempatan untuk melakukan perbuatan menuruti hasrat syahwat

Uhti....beginilah seharusnya engkau....?

Assalamualaikum afwan bu ..boleh berbagi cerita ...kenapa dan mengapa sekarang pakai jilbab yang besar...peristiwa apa yang menyebabkan ibu berubah ...nanti bisa saya sharing ke murid2 saya ...jazakallah...<tanya pembina rohis>

wa'alaikumsalam wr.wb <jawab uhti >

sbnrnya sejak berusia baligh sy sudah tau kl muslimah hrs berjilbab tp pd saat itu hanya sekedar tau sj tanpa ada keinginan u/ menjalankannya scr kaffah. kadang berjilbab kadang tidak. itupun jilbab yg seadanya & pakaian yg ketat.

Astaghfirullah... kira2 2 th yg lalu (sy lupa bagaimana awalnya) mas gunawan sering mengajarkan mslh agama kpd sy, terutama mslh kewajiban memakai jilbab. sy yg pd saat itu masih memakai jilbab hanya pd saat bekerja sj kemudian mulai memakai jilbab pd saat keluar rumah (berpergian).

stlh bbrp waktu kemudian, th 2013 kmrn, teman SMP sy (Maya) meninggal stlh berjuang melawan penyakitnya. sy benar2 ketakutan, 3 hr 3 malam sy susah tidur, sy trs memikirkan keadaan maya, apa yg dilakukan maya setelah dikubur. kemudian sy mencari info apa yg terjadi stlh manusia meninggal dunia. stlh menemukannya, sy benar2 ketakutan, sy menangis smp mata sembab & sesak nafas semalaman krn terlalu lama menangis.

akhirnya sy utarakan keinginan sy u/ berjilbab penuh dg suami sy. Alhamdhulillah suami sy mendukung. kami pergi membeli puluhan gamis, jilbab2 yg ada di pasaran, pakaian2 panjang, dll, soal uang, mngkn hampir 3 X gaji sy u/ membeli semua itu. akhirnya bl ramadhan kmrn sy mulai berjilbab di rumah, t4 kerja, t4 umum. 1 bulan berlalu, sy merasa ada yg kurang. sy kemudian kembali mencari info bgmn berjilbab yg benar.

akhirnya sy temukan bahwa syarat2 berjilbab diantarannya tidak boleh ketat/membentuk lekuk tubuh, tidak boleh tipis menerawang, hrs menutup dada, hanya telapak tangan & wajah sj yg boleh terlihat sehingga sy mulai membiasakan memakai kaos kaki, tidak boleh tabbaruj sehingga sy memilih pakaian yg masih biasa2 sj, menghindari pakaian yg mewah & heboh. semua pakaian & jilbab yg sy beli dl, yg tidak memenuhi kriteria tsb akhirnya dipakai kakak ipar sy yg br mulai memakai jilbab wlpun msh belum sempurna. akhirnya sy kembali hrs mencari jilbab yg benar2 syar'i.

menyedihkan, Indonesia yg mayoritas penduduknya muslim, sy mengalami kesulitan mencari toko baju muslim yg menyediakan jilbab yg benar2 syar'i, 1 banding 20 mngkn di jogja tp skrng alhamdhulillah sy sudah menemukan toko online yg bs memenuhi keinginan sy. dr tidak berjilbab kemudian berjilbab seadanya itu masih biasa, tp saat berjilbab seadannya menjadi berjilbab scr syar'i, benar2 perjuangan yg keras. berbagai ejekan & cemohan sering menghampiri sy. tp Alhamdhulillah berkat dukungan suami, keluarga & bbrp orang sahabat akhirnya sy bs istiqomah smp saat ini. sy mohon doa  agar sy bs istiqomah dg jilbab sy ini & terus semangat belajar agama. Aamiin... ^ ^

Saturday, 23 January 2016

DAUROH KEAKHWATAN

Assalaamu'alaykum Wa RahmatuLLOHi Wa Barakaatuh =D
Cek cek semangaaaat!!! Full kan???
Pernah dengar jargon keren ini belum sob?
"AKHWAT Bersatu TAK BISA DIKALAHKAN!!!" wiihh, padahal yang populer adalah "Mahasiswa Bersatu Tak Bisa Dikalahkan".. hehe ndak masalah... antum yang akhwat? harus PD dong..
bangga ndak jadi akhwat??? bangga dooong...
oiya, hari ini 23 Januari 2016, dan saat ini, sedang berlangsung Dauroh Keakhwatan dari LDK IAIN Surakarta. Heee, mumpung lagi nunggu pembicara nya yang super keren, dari dosen IAIN sendiri, seorang ummahat yang menginspirasi, yaitu Ustadzah Suprapti. Kereeeen soooob... taujihnya nya mantaaaaaapks!
ayooo.. yang kaya gini nihhh yang harusnya digadang-gadang ama pemuda, ama remaja Indonesia... bukan apeeeeeelll pacaraaaaannn.... idiiiih banget kan soooob.. kaga ada kontribusinya sama sekali ama kemajuan bangsa ini, terutama dien ini, klau pemuda ama remaja nya aja bisanya cuma pacaraaaaan mulu. Gemes ane sob...
yaa, sekedar curhat aja ya sob, dulu ane juga pacaran.. kelas 1 MTs sob, masih kecil.. kalau inget itu rasanya suka sedih, tapi ketawa-ketawa sendiri juga. lha iya, masih kecil aja udah kaya gitu ane sob.. pantes aja prestasi ane saat itu down teruuusss... cukup 1x aja sob ane kaya gitu.. KAPOK ane, KAPOK.. kasihan ane ama keluarga sob.. terus ane masuk SMK sob, kenal deh tuh ama ROHIS.. jatuh cinta.. dan akhirnya, sampai sekarang aman sob dari pacaran...heheh
jatuh cinta wajar lho sob, wajar bangeeet... yang ndak wajar adalah ketika cinta itu bukan lagi karena ALLOH. Nah, makanya sob kalau mau menjaga hati dari kaya gitu-gitu sob, gabung dah sama komunitas orang-orang sholih, gabung ama orang-orang yang mau menegakkan kalimat ALLOH, gabung ama yang suka nasihatin ama ngejagain satu sama laiinn.. yang udah gabung aja masih suka zina hati, pandangan, sms an, dsb sama yang bukan halal nya. apalagi yang ndak gabung ama komunitas orang-orang ituuuu...
inget sob, "ciiie-ciiie itu ada waktunya.." kapan?? ya ketika sudah saatnya nanti. Antum/na sabar dulu aja, nanti paham sama kondisi diri sendiri, kapan mau nyematin Ciee-Ciie itu dalam hidup antum/na sekalian..dan sms-sms mesra itu pun juga kan diisi oleh dia yang betul-betul sudah halal dalam hidup antum/na.

hemmm ngomongin cinta, ngomongin hati kaga ada selesainya sob.. biar tahu betul, paham betul,  ayooooo ikuuuut, gabuuuung ama ROHIS, gabung LDK, ikuti pergerakan KAMMI dan komunitas baik lainnya...

sekian sob, semoga ALLOH kasih kita hidayah, ALLOH kasih kita ijin untuk menjaga hidayah itu agar selalu ada dalam hidup kita.. aamiin

Wassalaamu'alaykum wa RahmatuLLOHi wa Barakaatuh..

Thursday, 21 January 2016

Di Jalan DAKWAH Kami Melangkah

Saudaraku, tinggalkan kesedihan di hatimu karena Sesungguhnya engkau sedang meniti jalan kebahagiaan hakiki

Pagi-pagi setelahmunajat ke RABBnya dan tilawah, dia sudah siap-siap berangkat ke sekolah bukanlangsung untuk mengisi ruang sekolah tapi untuk rapat (syuro), kajian dan lain sebagainya yang merupakan aktivitas DAKWAHnya, dikala sebagian temannya masihkhusyu’ diatas kasurnya dan bermain-main dialam mimpi. Begitulah kesehariannya, aktivitas DAKWAH sudah menjadi bagian yang tidak terpisah lagi dari hidupnya. DAKWAH sudah menjadi pilihan jalan hidupnya, DAKWAH menjadi jalan baginya untukmenggapai kebahagiaan sejati dari RABBnya.

Wahai saudaraku, sesungguhnya jalan DAKWAH ini bukan hanya kebutuhan tapi sudah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan. Jalan DAKWAH inilah yang telah dilalui oleh para Rasul ALLOH SWT, para sahabat, tabiin, salafus shalih dan orang-orang shaleh. Dengan jalan DAKWAH inilah kita akan mendapatkan nikmat ALLOH SWT yang sangat besar. Bahkan nikmat dalam berISLAM, iman dan persaudaraan akan semakin engkau rasakan kenikmatannya melalui DAKWAH ini. Karena DAKWAH adalah amal terbaik yang dapat memunculkan potensi diri dan memelihara keimanan yang kita miliki. DAKWAH merupakan amal yang dapat memotivasi kita selalu meningkatkan ibadah dankualitas diri kita. Orang-orang yang melaksanakan DAKWAH ini akan mendapatkan berkah dalam ridha ALLOH SWT, mendapatkan cinta ALLOH SWT, memperoleh Rahmat-NYA, serta akan menerima balasan yang terus menerus dan berlipat gandadari ALLOH SWT.

Saudaraku, tapi harus engkausadari bahwa jalan DAKWAH ini bukanlah jalan yang ditaburi dengan bunga-bungadan buah-buah yang menyenangkan tapi jalan DAKWAH ini adalah jalan yangdipenuhi kerikil tajam, sukar dan penuh dengan liku-liku yang panjang. Pertarungan antara yang haq dengan yang batil merupakan fenomena yang nyatadigambarkan semenjak DAKWAHnya para Nabi dan Rasul ALLOH SWT sampai saat ini. DAKWAH menyerukan al-haq akan selalu berhadapan dengan kekuatan kebatilan (bahkan lebihbesar) yang diserukan oleh syetan. Dan memang seperti inilah fitroh jalan DAKWAH ini. Oleh karna itu DAKWAH ini memerlukan kesabaran dan ketekunan dalam memikul beban yang berat. DAKWAH ini memerlukan pengorbanan tanpa mengharapkan hasil segera, tanpa putus asa dan putus harapan. DAKWAH memerlukan usaha dankerja keras yang terus menerus dan hasilnya terserah ALLOH SWT. Namun demikian, ALLOH SWT senantiasa memberikan pertolongan dan balasan yang setimpal kepadamereka yang berDAKWAH dengan ikhlas.

Wahai saudaraku aktivis DAKWAH, janganlah bersedih hati karna banyaknya waktu yang engkau gunakan untuk berDAKWAH, banyak nya hartamu yang habis karna DAKWAH, banyaknya tenaga yang engkau kerahkan, keringat peluh yang engkau tumpahkan, keletihan sendi-sendi tubuhmu, cemoohan, ejekan dan intimidasi yang engkau dapatkan karna DAKWAH, darah yang engkau tumpahkan karna DAKWAH bahkan semua apa engkau korbankan untuk DAKWAH ini.Yakinlah semua itu akan ALLOH SWT gantikan dengan yang lebih baik. Saudaraku janganlah bersedih dengan itu semua karna itu semua adalah karunia dan kasih sayang ALLOH SWT kepada hamba-hamba-NYA yang beriman. Ujian dan cobaan tersebutadalah sarana ALLOH SWT untuk menguji keimanan dan keteguhannmu dijalan DAKWAH ini, menghapus segala dosa yang pernah engkau lakukan dan dengan itu ALLOH SWTakan mengangkat derajatmu disisi-NYA.

Saudaraku, sesungguhnya engkau adalah bagian dari umat yang terbaik yang dilahirkan oleh ALLOH SWT untuk manusia (QS. 3:110). Apakah sama antara orang yang berDAKWAH dengan yang tidak berDAKWAH? apakah sama antara orang yang berdiam diri dan asyik dengan dunia dengan orang-orang yang menyeru manusia untuk kembali kepada ALLOH SWT ? apakah sama antara orang yang mengerjakan kebaikan dengan yang tidak ? Semuanya tidaksama dan orang-orang yang terbaik dihadapan ALLOH SWT adalah orang-orang yang teguh diatas jalan-NYA.

Saudaraku, sesungguhnya ALLOH SWT telah mengabarkan berita gembira bahwa ALLOH SWT menjamin kehidupan orang-orang yang ikhlas dan sungguh-sungguh berjuang dijalan-NYA dengan berDAKWAH danberamal sholeh dengan penuh keimanan dengan keberuntungan sejati dan kehidupanyang lebih baik dan itu yang tidak lain adalah syurga-NYA yang penuh dengan kenikmatan (QS. 3:4, 16:97). Siapakah yang lebih benar perkataannya selain ALLOH SWT ? siapakah yang lebih benar janjinya selain ALLOH SWT ? dan siapakah yang bisa menjamin kebagiaan hidup kita selain ALLOH SWT ? tidak ada lain kecuali ALLOH SWT. Cukuplah ini menjadi peneguh hatimu untuk tetap beradadijalan dakwah ini sampai Allah SWT mengembalikanmu ke “kampung” yang abadi.
Saudaraku, sekarang tugas kita adalah bagaimana memanfaatkan waktu yang ada dihadapan kita dengan sebaik-baiknya untuk beramal dan berDAKWAH dengan sungguh-sungguh. Azamkan di hatimu bahwa engkau harus memberikan yang terbaik bagi DAKWAH ini karna itu adalah sebaik-baiknya investasi. Pegang kuat-kuat slogan ini 
“Hidup dijalan DAKWAH dan DAKWAH adalah maksud hidup, DAKWAH sampai mati dan mati dijalan DAKWAH”.
WaLLOHu a’lam bishowab.

Profil Pelajar Muslim

Berbanggalah menjadi pelajar Muslim. Karena, pendidikan Islam tidak hanya bertujuan mencetak generasi yang memiliki kecerdasan intelektual, tetapi juga kecerdasan spiritual dan sosial.
Pencerdasan intelektual tercermin dalam proses ta’lim. Aneka ilmu diajarkan. Ada ilmu ukhrawi, seperti Tauhid, Fiqih, Ushul Fiqih, Tafsir, Hadis, Kalam, dan lainnya. Juga ilmu duniawi, seperti Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Bahasa, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, dan semacamnya. Pencerdasan spiritual tampak pada proses tarbiyah, yang meliputi pendidikan akhlak dan  ibadah. Sementara, pencerdasan sosial dibangun melalui proses ta’dib, seperti budaya sopan santun dan organisasi.
Harapannya, pelajar Muslim kelak tumbuh menjadi manusia yang unggul. Manusia unggul, tutur Prof. Dr. Imam Suprayogo, Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, adalah manusia yang mampu mengenal dirinya sendiri, dapat dipercaya, sanggup membersihkan tubuh dan jiwa, serta selalu berpikir dan berbuat untuk kemaslahatan umat banyak.
Itulah profil pelajar Muslim. Karena itu, di tengah perubahan zaman yang demikian pesat, pelajar Muslim dituntut mampu menjadi manusia modern. Siapa manusia modern? Yaitu mereka yang mampu hidup mesra dengan deru kemajuan tanpa harus tergilas roda zaman. Untuk memenuhi tuntutan itu, maka pelajar Muslim harus memiliki tiga pondasi penting dalam hidupnya: iman, ilmu, dan akhlak. Tiga pondasi ini harus diletakkan secara berurutan. Merubah urutannya akan merancukan makna.

Pondasi Iman

Iman merupakan pondasi yang pertama dan utama dalam hidup manusia. Kebaikan tanpa iman akan sia-sia belaka. Iman juga menjadi syarat diterimanya ibadah. Simak pelajaran pertama yang disampaikan Luqman kepada putranya. “Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada putranya, ketika dia memberikan pelajaran kepadanya: Wahai anakku. Jangan engkau menyekutukan Allah. Sungguh menyekutukan Allah itu benar-benar kezaliman yang besar” (Al-Luqman: 13).
Luqman telah menjadikan iman atau tauhid sebagai misi utama pendidikannya. Jadi, sekolah yang bagus bukan sekolah yang megah gedungnya, mahal biayanya, membeludak muridnya, dan segudang label simbolis serupa. Semua label itu memang penting. Tetapi yang paling penting adalah sekolah mampu menghunjamkan nilai-nilai keimanan ke lubuk sanubari murid-muridnya. Kebahagiaan hakiki tidak mungkin dicapai tanpa iman. Sering kita saksikan orang kaya ilmu dan berlimpah harta justru merana hidupnya. Ilmunya tidak bermanfaat bagi dirinya. Hartanya justru mengundang petaka bagi hidupnya.
Iman menjadi prasyarat mutlak untuk mengarungi bahtera kehidupan. Di antara cara memupuk iman adalah dengan memperbaiki kualitas ibadah. Senantiasa luangkan waktu untuk menjalin komunikasi mesra dengan Tuhan. Ada beberapa ibadah harian yang patut diprogramkan, seperti menjaga wudhu, shalat wajib berjamaah, shalat rawatib, shalat dhuha, shalat tahajud, membaca Alqur’an, serta dzikir pagi dan petang. Mulailah dari yang paling ringan. Tepatilah, sambil terus meningkatkan kualitas masing-masing ibadah itu. Kemudian, rasakan hasilnya.
Perhatikan sabda Rasulullah berikut. “Dan tidaklah hamba-Ku mendekat pada-Ku dengan sesuatu yang amat Aku cintai lebih daripada apabila ia melakukan apa yang Aku wajibkan. Dan tidaklah hamba-Ku mendekat pada-Ku dan melakukan hal-hal sunnah sehingga Aku mencintainya. Maka apabila Aku mencintainya, Aku akan menjadi telinganya yang ia gunakan untuk mendengar, Aku akan menjadi matanya yang ia gunakan untuk melihat, Aku akan menjadi tangannya yang ia gunakan untuk mengambil, dan Aku akan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Andaikan ia meminta sesuatu pada-Ku, pasti Aku beri dan andaikan ia memohon perlindungan pada-Ku, pasti Aku lindungi” (HR Bukhari).

Pondasi Ilmu

Lihatlah internet. Informasi membanjir kapan saja dan dimana saja. Dunia telah mencapai pucuk peradaban. Hampir tidak ada jenis teknologi yang tidak tersentuh oleh tangan manusia. Itulah hebatnya ilmu. Peradaban jelas tidak cukup dibagun hanya dengan okol tetapi mengabaikan akal. Dan akal itulah rumah dimana ilmu tinggal.
Sekiranya okol manusia memadai sebagai tulang punggung peradaban, pastilah manusia-manusia purba semacam Meganthropus Paleojavanicus, Pithecanthropus Mojokertensis, Pithecanthropus Robustus, Pithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Pekinesis, Australopithecus Africanus, dan Neanderthal sudah merajai dunia. Faktanya, mereka punah. Maka sungguh tepat isyarat Alqur’an sebagaimana terbaca dalam wahyu pertama, “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan manusia dengan perantara kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak dia ketahui” (Al-Alaq: 1-5).
Membaca itu gerbang ilmu. Mustahil memperoleh ilmu tanpa membaca. Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif pernah menyatakan, mata rantai dari upaya mengadabkan manusia dan kehidupan dimulai dari membaca. Bermula dari membaca kata lalu ‘mengeja’ dunia. Tidak heran, sederet nama ahli dan pemikir kaliber dunia adalah mereka yang sangat aktif membaca. Bahkan, pelajaran pertama yang diberikan Allah kepada Nabi Adam adalah pengenalan nama-nama benda. Orang boleh saja memiliki gelar berderet, tetapi tanpa tradisi membaca, pemikirannya pasti akan mandek. Tradisi membaca membuat orang terus belajar sehingga tidak merasa paling pintar dan benar.

Pondasi akhlak

Akhlak merupakan buah iman dan ilmu. Ilmu yang berlandaskan iman senantiasa membimbing manusia ke jalan hidup yang benar, mulia, dan diridhai Allah. Itulah kenapa Allah menjanjikan kedudukan terhormat bagi mereka yang beriman lagi berilmu. “Allah akan meninggikan martabat orang-orang yang beriman dan berilmu di antara kamu dengan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al-Mujadalah: 11).
Janji Allah tidak mungkin dusta. Faktanya, kita mengenal nama-nama besar yang terus dikenang sepanjang sejarah oleh karena segudang karya mereka yang bermanfaat bagi peradaban manusia. Yang paling utama tentu Rasulullah Muhammad SAW. Kemudian para sahabat mulia dan para pengikut mereka. Karya-karya hebat juga lahir dari tokoh-tokoh yang lahir kemudian. Sebut saja misalnya Abu Ja’far At-Thabari, Ibnu Katsir, Imam Nawawi, Imam Ghazali, Sayid Quthub, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, Ibnu Taimiyah, Nashiruddin Al-Albani, Muhammad Mutawalli As-Sya’rawi, KH. Ahmad Dahlan, Haji Abdul Malik Karim Amrullah, KH. Hasyim Asy’ari, dan lainnya.
Sepatutnya pelajar Muslim mampu bercermin pada setiap tokoh zaman. Islam tidak mengajarkan umatnya untuk mengejar ilmu semata demi ilmu. Lebih rendah dan hina lagi ketika ilmu dikejar hanya untuk pencapaian-pencapaian materi yang sifatnya serba duniawi. Ketinggian ilmu harus mampu membimbing pemiliknya menjadi pribadi yang semakin bertakwa kepada Allah. Itulah hakikat ilmu yang bermanfaat, yang akan dapat mengantarkan pemiliknya mencapai kesenangan di dunia sekaligus merengkuh kebahagiaan di akhirat kelak. Semoga