facebook

Monday, 13 March 2017

Hubungan Batin antara Murabbi & Mutarabbi




Tulisan ini dicuplik dari https://musyafa.com/category/tarbiyah/ . Tulisan ini adlaah tulisan yang bagi penulis sangat menginspirasi, yang mungkin juga pernahdialami Penulis. Yaitu sebuah tulisan tentang seorang murabbi yang sukses dalam hal aspek hubungan batinnya dengan para mutarabbinya.
Seorang Murabbi ia akan mampu menciptakan hubungan yang sangat kuat dengan sang mutarabbi, bahkan sampai ke tingkat hubungan batin, yang:
1.      Tidak perlu lagi mempergunakan bahasa perintah atau larangan
Bahkan tidak perlu lagi mempergunakan bahasa isyarat dan bahasa tangan. Bahkan berbagai urusan sering terjalin melalui mimpi.

Contoh Kasus (1):
Dalam sebuah halaqah, dan selagi sang murabbi asyik mengisi dan mengelola halaqah, ada seorang mutarabbinya yang sering berdiri dan meninggalkan tempat halaqah.
Adakalanya ia mengambil air untuk sang murabbi, terkadang air hangat, terkadang air dingin, terkadang teh manis, terkadang juice dan sebagainya.
Terkadang ia berdiri dan pergi untuk mengambil pulpen, atau spidol, atau penghapus dan sebagainya. Terkadang ia maju ke depan untuk menghapus atau untuk urusan lainnya. Semua ini dilakukan oleh sang mutarabbi persis seperti yang dikehendaki oleh murabbinya, tanpa kata, dan bahkan tanpa isyarat.

Contoh Kasus (2):
Sering sekali seorang mutarabbi bermimpi mendapati sang murabbinya sedang sakit, maka ia pun pergi ke sana. Terkadang membawakan obat untuknya. Terkadang ia membawakan makanan khas untuknya. Terkadang sekedar untuk menjenguk saja.

Contoh Kasus (3):
Pernah seorang murabbi, karena profesinya sebagai seorang ahli tehnik sipil, bermimpi bertemu dengan seorang mursyid. Dalam mimpinya dia dipesan untuk mendesign rumah khusus beliau, padahal sang mursyid telah memiliki rumah. Sang mutarabbi mencoba menta’wilkan mimpinya, dan dugaannya bahwa sang mutarabbi diminta untuk mempersiapkan kuburan untuk sang mursyid. Pagi harinya, sekretaris pribadi mursyid mendatangi sang mutarabbi dan menyampaikan salam dari mursyid agar sang mutarabbi memperbaiki lokasi kuburan para mursyid. Sudah ada 4 kuburan murysid di lokasi sana. Maka sang mutarabbi pun segera memperbaiki kawasan kuburan para mursyid itu; memperbaiki jalanannya dan membersihkan lokasinya. Selesai sang mutarabbi mengurus kuburan para mursyid itu, ia pun mendapatkan berita bahwa mursyid yang ditemuinya dalam mimpi meninggal dunia, menyusul 4 mursyid sebelumnya dan sang mursyid itu pun di kuburkan di lokasi yang baru-baru ini ia urus dan ia perbaiki.

Ma syaa Alloh, semoga kita sebagai Pembina, sebagai Murabbi, mampu menciptakan hubungan yang erat. Mencintai Mutarabbi, mendo’akannya setiap malam dan di setiap do’a robithah yang terlantun. Semoga mereka menjadi para Mujahid/ah dakwah, menjadi Muharrik (Penggerak dakwah), dan senantiasa berafiliasi pada dakwah Islam.
sebagai seorang Murabbi pula, bukan lantas ia tidak menjadi Mutarabbi. Ia akan selamanya menjadi Mutarabbi pula. Maka dari itu sebagai seorang Mutarabbi, perlu untuk berusaha peka dengan Sang Murabbi. Mencintai Murabbinya, mendahulukannya, mentaati setiap tugas dan arahannya, dan menjadikannya yang utama dalam masalah apapun, mau menceritakan apapun masalahnya entah masalah kecil maupun besar, menghormatinya, dan berharap keberkahan hidup itu mengalir darinya.

No comments:

Post a Comment

Kritik dan saran yang membangun, monggo.. bisa ditulis di kolom komentar.. :)