facebook

Thursday, 21 January 2016

Bagaimana Jika kita Bertukar Posisi ? Aktivis Dakwah Sekolah & Kampus.

sebagai renungan bagi aktivis DAKWAH Kampus dan tamparan keras bagi aktivis DAKWAH Sekolah terlebih aku sendiri. Tidak akan saling menyalahkan karena aku tidak menyukai itu – aku harap langkah kita semakin satu bagai arai dan ikal bagai hujan di kegersangan.

Selama masa perkuliahan hingga tingkat akhir saat ini, aku menemui banyak orang yang selalu bertanya “ Kenapa tidak aktif di Kampus ? “ Untuk menjawab seperti ini kamu harus bersedia meluangkan waktu yang sedikit panjang untuk mendengarkanku

Seringkali aku berdiskusi serius dengan banyak orang mengenai DAKWAH Sekolah dan kondisinya yang membuatku lemas ketika pulang – menangis ketika menyetir – ada apa dengan DAKWAH Sekolah ? Ketika kami terbentur dengan kondisi betapa mematikannya kaderisasi DAKWAH Sekolah | aktivis DAKWAH Sekolah berputar haluan menuju Kampus | ada apa dengan DAKWAH Sekolah ?

Banyak aku menemui mereka yang ditetapkan sebagai aktivis DAKWAH Sekolah – ingat ditetapkan dan diharapkan -kemudian berputar haluan sebagai aktivis DAKWAH Kampus dengan dalih tidak ada amanah yg menantang di Sekolah. Tidak ada yg bisa aku kerjakan di Sekolah. Kampus lebih menantang. Kampus lebih membutuhkanku. Potensi berkembang ketika di Kampus, dan banyak lagi.

Atau sebenarnya kamu yang tidak bersungguh sungguh mencari ? Kamu akan menemukan betapa banyak ADS [ aktivis DAKWAH Sekolah ] yang harus overload untuk membina kelompok| Tidak ada yang bisa kamu kerjakan di Sekolah ? Mereka mereka yang merelakan waktu kuliah | waktu untuk keluarga | Dengan jumlah binaan yang sudah di luar batas akal sehat. Hari hari nya dihabiskan dengan perjalanan Kampus – Sekolah –Kampus – Sekolah. Betapa rindangnya Kampus yang lebih nyaman untuk membuat diri kita berlama lama disana. Apa karena itu ? Daripada menuju Sekolah dengan perjalanan yang aku jamin amat panas. Hingga panasnya matahari itu menembus kulitmu – hingga panasnya teraba di ubun ubun dan memaksa kita untuk segera mencari air terlebih dahulu sebelum bertemu dengan wajah abu abu Sekolah. Bagaimana jika kita bertukar posisi ?

Bagaimana jika kita bertukar posisi ? Aku akan selalu ada di Kampus rindang ini & pasti bisa ditemui entah perpus, seketariat bem himpunan atau sentral nongkrong dan kamu menuju Sekolah di terik matahari. Bahkan aku temukan mereka yang rela bersepeda oncel dari Kampusnya menuju Sekolah hanya untuk satu jam saja mengisi rutinan. Mereka yang rela menunggu angkot dan justru waktu perjalanan dari Kampus menuju Sekolah yang dibina itu lebih lama dibandingkan dengan waktu ia mengisi. Mereka yang rela oper angkot beberapa kali untuk bisa sampai di Sekolah yang dibina. Mereka yang rela mengurangi waktu bercengkrama dengan sesama mahasiswa atau segera berlari ketika mata kuliah sudah diakhiri oleh dosen | Hanya untuk tak terlambat menuju Sekolah. Berbahagialah yang masih bisa berjalan dengan pelan melebihi siput di jalanan Kampus | maukah kau berikan waktu jalan siputmu itu kepadaku agar aku tak perlu berlari kencang menabrak banyak orang dalam perjalanan ? Nafas kami mulai teratur ketika duduk di jam mata kuliah karena berlari terlalu cepat untuk Kampus-Sekolah-Kampus-Sekolah. Bagaimana jika kita bertukar posisi ?

Tidak ada yang menantang di Sekolah ? 54 % pelajar wanita di Surabaya tidak perawan lagi. Posisi kedua disusul Jakarta. Dibagian mana tidak menantang ? Betapa banyak yang akan lahir tak memiliki ayah | Betapa banyak lagi pasangan mesum ditempat tempat terbuka. Betapa banyak lagi bayi yang dibunuh setiap harinya. Kemudian kau berdalih di Sekolah tidak menantang dan memilh lari menuju Kampus ? Mereka bukan menghadapi mahasiswa yang berideologis tinggi | tapi mereka menghadapi wajah wajah siap menghancurkan Kampus dan negeri ini. Bagaimana jika kita bertukar posisi ?

Betapa banyak wajah abu abu yang rindu akan pekanan ? Betapa banyak adik adik organisasi yang rindu dengan arahan ? Kamu di posisi yang mana ? Menunggu hingga qiyadah memberi perintah ? Menunggu ada binaan yang akan diisi ? Hah ? Kamu dimana ? Jika kamu bersungguh sungguh untuk mencari | maka mereka sebenarnya bertebaran. Kamu hanya mencoba membuat alasan untuk mencari sesuatu yang lebih menarik bagi dirimu.

Kamu pikir aku tidak merindukan DAKWAH Kampus ? Politik Kampus ? Aku merindukannya. Amat ingin mencobanya. Entah berapa kali tawaran BEM itu selalu ada. Bahkan ketika aku berdalih waktu pendaftaran sudah ditutup | Mereka menjawab “ G usah daftar dan wawancara dek. Kamu tinggal bilang mau aja. Ya ? “ | Aku juga ingin mencobanya | Tapi jika itu terjadi, maka setelah aku akan lebih banyak lagi ADS yang memberanikan diri mencoba coba terjun ke lautan yang berbeda | Goyang sudah gerbong DAKWAH Sekolah jika itu terjadi |

Kita semua yang berjuang di DAKWAH Sekolah dan DAKWAH Kampus memahami bahwa jalan ini akan meminta apapun untuk ditukar. Kita semua banyak menggadaikan mimpi bukan. Hampir mati pun pernah. Ditumbalkan didepan atau ditinggal dibelakang itu tidak masalah.

Wahai aktivis DAKWAH Kampus | Berbahagialah dan totalitaslah | Karena dirimu berhadapan dengan pertarungan ideologis para mahasiswa | Berpijaklah sekuatnya bersiaplah membangun negeri| Kami harap kau menyemai indah negeri ini dengan aktivis yang terdepan dalam segala hal | Maukah aku memberitahumu sesuatu ? | Hingga detik ini tidak pernah aku temukan ada diantara kalian aktivis DAKWAH Kampus yang bertanya bagaimana kondisi Sekolah | Apa yang bisa dibantu ? | Atau jangan jangan kau tidak tau siapa saja aktivis DAKWAH Sekolah di Kampusmu yang kemudian tetap kau beri amanah serba salah di Kampus ? | Kamu meletakkan mereka di posisi posisi yang sulit dan mematikan yang membuatnya hampir mati di tengah jalan| Andai kamu menanyakan itu, sepertinya langkah dan hati kita semakin menyatu | Bukan selama in tidak menyatu, Bukan ! | Tidak pernah ada seorangpun yang bertanya padaku atau pada kebanyakan kami

Coba sempatkan waktumu untuk bertanya seperti itu | Di tempat domisili Kampus mu ada jantung jantung Sekolah yang akan memasok aktivis DAKWAH Kampus tempatmu | Ada dan selalu ! | Surabaya Bandung Jakarta Yogyakarya Makassar dan lainnya | Futuhnya Kampus sebanding dengan Futuhnya Sekolah Sekolah yang dibina | Maka berilah waktu yang cukup pada aktivis DAKWAH Sekolahnya untuk mampu memfutuhkan jantung Sekolah kota tersebut | Maka Futuhnya Kampusmu hanya tinggal menunggu waktu | Aku pastikan itu | Karena sejarah sudah berulang memberitahukannya | Jangan memberikan dan memaksakan posisi sulit dan serba salah itu pada ADS | Kamu hampir membuat mati seseorang di perjalanan | Aku akan berkata pelan padamu

“ Beri aku waktu untuk mampu mencurahkan segala yang aku punya untuk memberi kader kader terbaik yang siap memimpin di Kampus ini. “ | Tidak ada satupun pula yang berkata dihadapanku bahkan kepada kami mungkin | Sebuah pernyataan sekaligus yang akan mampu menguatkan semua mimpi kita menjadi realita |

“ Fokuslah di DAKWAH Sekolah,kerahkan semua yang antum punya agar Kampus kita ini Allah cepatkan futuhnya lewat kader kader Sekolah yang lebih siap. Cukup bantu kami di Kampus dengan ide dan gagasan cemerlang antum. Mereka yang kita nanti itu jika memang bukan tahun ini Allah kirimkan setidaknya kami yang di Kampus yakin dengan pasti bahwa Sang Pencerah itu segera tiba dan tolong antum pastikan itu ! Mereka tiba di Kampus ini.” | Aku merindukan ada yang berkata seperti itu| | Jazakumullah khairan katsir yang telah melakukan itu | Selamat berjuang ! | Kalian sudah membuat banyak hati iri karena itu,maka bersiap siagalah dan taklukkan Kampus kita.

dan

Wahai aktivis DAKWAH Sekolah | Jangan membuat membuat alasan untuk mundur | Jangan bermain main disini |Kita sedang tidak bercanda membangun generasi | Dan jangan jadikan ini pelabuhan yang bisa datang dan pergi | Dan jangan berpijak di dua bumi | DAKWAH Sekolah membutuhkan totalitas | Bukan berarti meninggalkan Kampus namun hitung alokasi waktumu dan curahan pikiran serta tenagamu | Tidak ada kisah aktivis DAKWAH Sekolah lebih banyak menghabiskan waktunya di Kampus | Tidak ada |

Aktivis DAKWAH Sekolah akan banyak menghabiskan waktunya di Sekolah | Pikirannya dipenuhi bagaimana agar Kampus tempat kita bepijak sekarang mampu memiliki kader kader yang lebih siap secara jiwa ruhiyah dan intelektual untuk membentuk Kampus madani lebih cepat | Pikirannya dipenuhi bagaimana wajah abu abu itu mampu mencintai Tuhannya lebih dari apapun| Agar futuhya Kampus kita adalah kepastian | Agar bangkitnya negeri ini adalah kepastian | Bukan meraba raba generasi | Agar kaderisasi Kampus tak perlu menyiapakan banyak tahap pengkaderan | Karena kader kader belianya telah kamu lahirkan dari rahim dan tanganmu sendiri | Penuhi pikiranmu dengan ini | Banyak yang hampir mati di tengah perjalanan ini | Saat Sekolah Sekolah yang menjadi detak jantung berhenti sebentar saja | Kita lihat apa yang terjadi pada Kampus | Mari berjalan dan berlari lebih erat

Jika jawaban diatas belum membuatmu mengerti. Maka aku hanya bisa menjawab

Karena aku dilahirkan dari rahim rahim hangat DAKWAH Sekolah. Di asuh oleh murabbi murabbi yang tulus dan setia. Aku merindukan kader kader belia layaknya Usamah bin Zaid-Arqom –Mushab- Ali – dimasa Rasulullah. Semoga hati dan langkah kita saling menyatu. agar di dalam hati semakin teraba dengan jelas bahwa kedatangan mereka adalah kepastian.

Kamu ingin mundur ?

Mundurlah yang ingin mundur , Gugurlah yang ingin gugur , Namun aku akan tetap disini bersama RABB ku memperjuangkan perjuangan ini

No comments:

Post a Comment

Kritik dan saran yang membangun, monggo.. bisa ditulis di kolom komentar.. :)